Rabu, 10 Desember 2008

Hari HAM Sedunia







































































































TUNTUT. Puluhan masyarakat yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR), Rabu (10/12), menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Sulteng. Dalam tuntutannya mereka menolak SKB 4 Menteri, meminta dihentikannya PHK Massal terhadap buruh, dihapuskannya sistem kerja kontrak. Photo by: Achun Palu

Rabu, 26 November 2008

Gempa Kabupaten Buol









































































































Sedikitnya 1400 rumah warga yang tersebar di seluruh Kabupaten Buol rusak parah akibat di terjang gempa berkekuatan 7,7 Sekala richter. (Photo by: ACHUN PALU)

Jumat, 14 November 2008

KPPA Buka "Sikola Mombine"


































































































MOMBINE. Sekolah Perempuan Politik atau disebut Sikola Mombine, Jumat (14/11), resmi di buka. Sekolah yang diprakarsai oleh KPPA Sulteng itu, hanya menampung kaum perempuan. Photo by: Achun Palu

LMND Tolak Pernyataan BEMUT











































TOLAK. Liga mahasiswa nasional untuk demokrasi (LMND) Jumat (14/11) kembali berunjuk rasa di depan pintu gerbang Universitas Tadulako Palu. Dalam tuntutannya, LMND meminta untuk mencabut NKK/BKK sekaligus menolak sistem SKS. Photo by: Achun Palu

Kamis, 13 November 2008

AJI Palu Demo Polda Sulteng



















Baca Berita Lengkapnya di
http://beritapalu.org/index.php?option=com_content&task=view&id=61&Itemid=2

Minggu, 09 November 2008

Hama Tikus













































Nasib warga Desa Watunonju, Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah kini bergantung pada sungai gumbasa yang mangalir deras di perkampungan itu. Mendulang emas adalah alternativ terakhir demi untuk bertahan hidup. Di antar warga desa itu, hampir seluruhnya menggerutu tentang mahalnya sembilan bahan pokok yang kian hari makin melambung tinggi.

Betapa tidak, Desa Watunonju yang sebagian besar penduduknya hidup bercocok tanam di hamparan sawah seluas kurang lebih 400 hektar itu kini harus gigit jari. Sawah yang ditanami padi diharapkan bisa dinikmati saat panen raya yang sekiranya jatuh pada bulan November ini, habis diserang hama tikus dan wereng penggerek batang. Hama yang menyerang perswahan warga itu sejak sebulan lalu. Tak tahu harus berbuat apa untuk mencegah merajalelanya binatang perusak tanaman itu.

Tak terbayangkan jumlah kerugian yang mesti ditanggung oleh para petani itu. Bermula sejak mengolah tanah sawah, menyemai bibit, menancapkan bibit, memupuk, hingga mengatur pengairan sawah. Dari sisi modal yang harus dikeluarkan petani, dapat menghabiskan Rp1 juta per hektarnya, itu baru ongkos pembibitan. Belum lagi harus membayar upah buruh penaanam padi, hingga buruh penyemai rumput. Ditambah tenga yang harus dikeluarkan merawat padi-padi yang harus rutin dilakukan.

Itu baru sehektar, sedangkan total luas persawahan di desa itu kurang lebih 400 hektar. Fenomena hama yang menyerang sawah petani itu, bukan hal biasa. Padahal, Desa Watunonju, Kecamatan Biromaru itu, dikenal sebagai lumbung padi di Sulawesi Tengah. Sudah tentu desa ini menjadi target utama pembeli beras. Petani itu yang dulu disebut sebagai penjual beras, kini menjadi pembeli beras. Ironis jika tak melihat sisi sebab fenomena hama itu, namun sulit menerima kenyataan itu jika kenyataannya memang seperti itu.

Berjuang, hanya itu yang harus dilakukan petani Desa Watunonju. Untung saja sungai gumbasa yang berguna untuk pengairan sawah petani, masih juga membawa berkah bagi petani. Tentunya berubah profesi menjadi pendulang emas di sungai gumbasa itu. Muhamad Nasrun

Foto by: Achun Palu

Kamis, 06 November 2008

Tolak Eksekusi Amrozi Cs




TOPENG - Tiga peserta aksi damai penolakan hukuman mati Amrozi dkk, Kamis malam, menggunakan topeng dan membawa lilin sebagai tanda protes rencana eksekusi Amrozi dkk. Eksekusi Amrozi dinilai melanggar hak hidup Amrozi dkk. Photo by: Acun Palu

Rabu, 05 November 2008

Sosok Guru Tua Di Desa Benteng

Setelah beberapa jam lamanya Habib Ali bin Muhammad Aldjufrie berada di Desa Lebiti, rombongan pun bergerak menuju kampung Benteng Kecamatan Togean. Perjalanan ke Benteng hanya memakan waktu kurang dari setengah jam. Ada yang menarik dan menurut saya sangat luar biasa, ketika speed boat yang kami tumpangi mulai mendekati dermaga setempat, nampak ratusan warga mulai dari orang tua hingga anak-anak terlihat berada di atas dan disekitar dermaga. Setelah kami merapat didermaga itu, ternyata ratusan warga ini telah siap menjemput kedatangan Cucu Guru Tua Habib Ali, pemandangan ini sangat jauh berbeda pada saat kami berada di desa sebelumnya.
Kedatangan Habib Ali disambut dengan penuh suka cita dan diiringi suara rebana, warga pun berebut mengambil dan mencium tangan habib Ali yang putih dan halus itu. Sesaat kami termenung seraya bulu roma berdiri, seakan-akan sosok Habib Idrus bin Salim Aldjufri (Guru Tua) berada ditengah-tengah warga Desa Benteng, sampai-sampai saya nyaris tidak dapat mengabadikan moment tersebut padahal ketika itu saya sedang memegang kamera. Dari dermaga, Habib Ali dan rombongan diboyong menuju kediaman Kepala Desa setempat. Disini telah menunggu puluhan warga yang akan menjamu Habib Ali, saat itu waktu telah menunjukan pukul 14.30 wita.
Disela-sela rombongan tengah menikmati hidangan, salah seorang tokoh masyarakat bercerita, mereka baru mengetahui Habib Ali akan berkunjung ke Desa Benteng pukul delapan pagi. Begitu mendengar berita ini para warga setempat di instruksikan agar bersiap-siap menjemput Ketua Umum PB Alkhairaat. “warga yang sementara mengangkat batu untuk bikin got pun langsung menghentikan pekerjaan mereka.” Ujarnya.
Bukan hanya itu, Desa Benteng salah satu desa tertua di Kepulauan Togean ini banyak menyimpan cerita-cerita bernuansa religi, seperti yang dituturkan Imam Mesjid Desa Benteng kepada Habib Ali, bahwasanya di sini terdapat makam dua orang Aulia Allah yang dianggap keramat masing-masing bernama Sayyid Ahmad Almahdali dan satunya lagi keturunan Bugis yang tidak diketahui namanya. Bukti dari keberadaan dua Aulia Allah ini yakni adanya Kitab Suci Alqur;an berbahasa Arab dan huruf lontara (abjad suku bugis) dengan tulisan tangan yang diyakini telah berusia ratusan tahun. Menurut cerita yang turun temurun dikalangan warga setempat, kedua ulama ini juga diyakini sebagai penyebar agama Islam di semenanjung Kepulauan Togean.
Dari cerita sang Imam Mesjid itu kami mengetahui, ternyata Pendiri Perguruan Islam Alkhairaat Habib Idrus bin Salim Aldjufri (GURU TUA) sudah pernah mendatangi Desa Benteng sekitar tahun 1935 atau berselang lima tahun setelah Guru Tua mendirikan Alkhairaat. Karena itu tidak heran masyarakat Benteng menyambut Habib Ali Muhammad Aldjufri, seakan-akan menyambut kedatangan Guru Tua. (Abdul Wahid Muhammad)

Photo by: abdul wahid mahmud/mal

Ancaman Pembunuhan Presiden SBY Bukan Main-Main


JAKARTA- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan negara tidak boleh kalah dengan terorisme. Ancaman pembunuhan yang ditebar melalui internet, di antaranya sasarannya adalah Presiden dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menkeh Ham, Andi Mattalatta, dan Kejagung, Hendarman Supandji tak bisa dianggap main-main. "Negara akan mengambil langkah untuk mengatasi ini," ujar juru bicara Presiden Andi Mallarangeng, Selasa (4/11).kemarin.
Presiden mengatakan itu setelah muncul sebuah situs di internet yang memuat pernyataan terpidana mati kasus bom Bali: Amrozi, Muklas, dan Imam Samudra. Ketiganya saat ini menunggu dieksekusi di penjara Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Situs tersebut berisi delapan pernyataan atau seruan. Diteken pada 5 Agustus 2008. dari Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan. Selain akan membunuh Presiden SBY dan JK, seruan lain adalah meminta para mujahidin untuk menuntut balas, nyawa harus dibalas dengan nyawa dan darah harus dibalas dengan darah terhadap siapa-siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan Amrozi cs.
Surat pernyataan terpidana mati bom Bali I itu dibuat dalam tiga versi, bahasa Indonesia, Arab dan bahasa Inggeris. Mereka juga menyampaikan salam khusus kepada Usamah Bin Laden yang dia sebut sebagai amir mujahidin.
Apakah ancaman ini terkait langsung dengan eksekusi Amrozi cs, Presiden minta aparat keamanan menyelidiki. Menurut Andi, negara akan ambil langkah tepat untuk merespons ancaman tersebut. Caranya, Presiden meminta Kepolisian mengejar mereka menyebarkan teror tersebut. "Ini masalah teror dan ancaman terhadap negara," kata Andi.
Andi menambahkan, Presiden memang tidak terganggu dengan hal ini sehingga pengamanan pun dilakukan seperti biasa. "Tidak ada peningkatan pengamanan terhadap Presiden. Ini perbuatan orang yang memaksakan kehendak, ini ancaman kekerasan terhadap negara," ujar dia.
Presiden, menurut Andi, menghimbau masyarakat tidak menebar teror baik melalui telepon, pesan singkat (SMS) maupun dalam bentuk lain. Ancaman itu hanya akan menimbulkan keresahan dan gangguan keamanan. "Keputusan (eksekusi) Amrozi cs sudah keputusan pengadilan," kata dia. (ti)

Gambar disunting dari tempointeraktif.com diedit kembali oleh anjas


Senin, 03 November 2008

KPU Sulteng Bantah Keliru Tetapkan DCT


PALU - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Tengah membantah adanya tuduhan kekeliruan penetapan Daftar Calon Tetap(DCT) anggota legislatif. KPU Menyatakan, kekeliruan itu sebenarnya tidak pernah terjadi. “Yang terjadi sebenarnya, karena banyaknya masukan pergantian dan pertukaran nomor caleg oleh partai ke KPU Sulteng. Padahal kami telah menyerahkan soft copy DCS ke media massa,” kata Ketua Tim Seleksi dan Penetapan Caleg, KPU Sulteng, Samsuddin Baco Senin kemarin. Walau begitu, Samsuddin Baco mengakui ada kelalain yang dilakukan KPU Sulteng, karena banyaknya caleg yang datang berurusan di kantor KPU, sementara staf KPU sangat terbatas. “Jadi kemungkinan kelalaian terjadi ketika kami semua lelah,” ujarnya. Soal keberatan dari para caleg Samsuddin tidak mau berkomentar, sebab kata dia masalah tersebut tepatnya dibicarakan pada internal partai, bukan dibebankan pada KPU. Sementara itu, Ali Pusadan caleg dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengatakan, sejak awal, partainya memang telah merubah struktur penyusunan caleg yang ada. “Itu keputusan partai, bukan putusan saya, saya hanya menjalankan apa yang menjadi permintaan partai,” tegasnya. Ali Pusadan pada DCS berada di nomor urut 2 dari daerah pemilihan Tolitoli dan Buol untuk DPRD Provinsi Sulteng. Namun saat penetapan DCT, yang bersangkutan ditetapkan pada nomor urut 1 menggantikan M. Nur Sihaka yang sebelumnya di nomor urut 1. Menurut Ali Pusadan, dua hari sebelum penetapan DCT, Ketua dan Sekretaris DPW PPP Sulteng telah memasukan klarifikasi perubahan pada KPU Sulteng. “Jadi sebenarnya tak ada yang berubah, itu hanya kesalahan kecil dari mereka. Tak perlu dibesar-besarkan,” kata caleg yang sudah sepuh ini. Mohammad Nur Sihaka menilai, kekeliruan itu terjadi pada KPU, sebab DCS yang diumumkan sejak kemarin, sudah merupakan keputusan yang telah berlandaskan hukum. “Masa yang telah ditetapkan berubah lagi, mestinya itu tak dilakukan sebab dampaknya pada kredibilitas KPU,” papar Nur Sihaka. (syarif)

Photo by: Achun Palu

Mantan Bendahara Wagub Divonis Tiga Tahun


PALU- Mantan bendahara wakil gubernur (Wagub) Sulawesi Tengah 2005-2006, Ester Podungge alias Ester, yang didakwa melakukan korupsi sebesar Rp6 miliar, akhirnya divonis tiga tahun penjara, subsider enam bulan penjara dan denda sebesar 50 juta. Sementara tedakwa lainnya, Tato Sudiantoro Agan alias Yani Agan, menghirup udara bebas setelah divonis tak bersalah oleh majelis hakim. Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Palu Senin (3/11), terdakwa Ester Podungge, tak kuasa menahan kesedihannya, saat majelis hakim membacakan surat putusan terhadap dirinya. Ester bahkan tertunduk dan sesekali menyapu air matanya yang terus membasahi pipinya. Sedangkan rekannya yani Yani Agan yang menjadi terdakwa dua, terlihat santai-santai saja saat mendengarkan surat putusan yang dibacakan majelis hakim Makaoda Hafat. Ketika hampir semua latar belakang surat tuntutan tersebut dibacakan, Aris Bokko selaku hakim ketua pada persidangan tersebut mempersilakan kedua terdakwa berdiri. Sayangnya, Ester menolak permintaan itu karena merasa pusing. Dan akhirnya hanya Yani saja yang berdiri, sementara Ester tetap di tempat duduknya semula. Dalam putusan yang dibacakan Hakim Ketua Aris Bokko memutuskan bahwa terdakwa Ester benar terbukti melanggar tindak pidana korupsi seperti yang tertera pada surat putusan. Sementara Yani yang menjadi terdakwa kedua, diputus bebas oleh majelis hakim, karena tidak terbukti seperti yang didakwakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Andi Suharto Atas putusan terhadap kliennya, kuasa hukum kedua terdakwa yakni Muslim mengaku akan pikir-pikir dulu untuk melakukan banding terhadap putusan terhadap Ester. “Kami puas atas putusan hakim (terhadap terdakwa Yani), namun untuk putusan saudari Ester, kami akan pikir-pikir dulu,” kata Muslim. Untuk diketahui, seperti yang telah diberitakan, Ester selaku bendahara Wagub Sulteng ini telah melakukan tindakan melawan hukum dengan modus penggelapan dana untuk kepentingan pribadi. Secara sengaja melakukan penggelapan tersebut antara lain dengan memalsukan tanda tangan para pejabat untuk nota fiktif yang ia buat sendiri dan digunakan untuk mengambil sejumlah uang di Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulteng. Dalam surat dakwaan, terdakwa Ester tercatat telah melakukan tindakan tersebut selama 44 kali selama tahun 2005 hingga 2006. Sehingga uang yang digelapkannya mencapai Rp6 miliar. “Kami memberi kesempatan kepada kuasa hukum untuk mengajukan banding, karena disisi lain kasus ini bisa saja menyeret nama-nama lain di lingkup Wagub Sulteng pada masa itu,” kata Aris Bokko. (sahril)

Photo by: Sahril

Jumat, 31 Oktober 2008


CPNS. Sejumlah tenaga honorer pada instansi pemerintahan Kota Palu yang tidak masuk dalam penetapan data base tahun ini, terancam diberhentikan.

Photo by: Achun Palu



REBUTAN. Ratusan warga di Kelurahan Lasoani berebutan untuk mendapatkan nomor antrian minyak tanah yang dibagikan di pangkalan.

Photo by: Ahmad Muhsin

138 Batang Kayu Ilegal Ditangkap






DISITA. Sedikitnya 138 batang kayu illegal berhasil di tangkap jajaran aparat Polisi Sektor (Polsek) Biromaru, di Desa Paneki Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Donggala. Kayu jenis Matopaga itu rencanaya akan diselundupkan untuk dipasok di somel. Menurut keterangan aparat setempat, pelaku berdalih kayu tersebut digunakan untuk pembuatan gereja.

Photo by: Achun Palu


Kamis, 30 Oktober 2008

Listrik Tak Menentu, Home Industry Merugi


PALU- Adanya pemadaman listrik yang tidak menentu serta harga minyak tanah yang tidak stabil, membuat sebagian Home Industry mengalami kerugian.
Kepada Media Alkhairaat, Misti, salah seorang pembuat tempe Rabu, (29/10) mengakui, penurunan omset sangat dirasakan dalam pekan terakhir. Jika sebelumnya dia bisa membuat tempe sebanyak 100 kg, karena kondisi listrik yang sering padam, dia hanya mampu menghasilkan tempe sebesar 50 kg.
Pengeluarnya pun tidak sebanding dengan pemasukan dari hasil penjualan, karena banyak permintaan pelanggan yang tidak terpenuhi.
”Selama empat tahun salah membuat dan menjual tempe, saat ini saya mengalami kerugian,” ujarnya.
Hal senada pula dilontarkan Yujio Efendi salah seoarang penjual keripik ubi. Yujio mengatakan, saat harga minyak tanah dan lisrtik stabil, dalam sehari dia dan istrinya biasa menghasilkan keripik sebanyak satu karung. “Saat listrik tak menentu dan harga minyak tanah amburadul, kami hanya bisa membuat paling sedikit setengah karung dalam sehari,’’ keluhnya.
Akibat dua faktor itu, omsetnya menurun hingga 30 persen dibanding sebelumnya. Karena, harga bahan baku ikut naik. Harga ubi yang biasanya Rp20.000 dalam sekarung, saat ini menjadi Rp60.000per karung.
“Itulah yang membuat kami tidak bisa mengembankan usaha. Dan akhirnya berpengaruh pada omset,’’ tandasnya.(rhia/mal)

Photo by: rhia

Jembatan IV Akan Dipasang CCTV


PALU- Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Kota Palu, Robby Siwi, Rabu (28/10) mengatakan, pihaknya merencanakan untuk mengaktifkan kembali lampu Jembatan IV, yang saat ini telah rusak parah akibat tangan orang tak bertanggung jawab.
Robby Siwi mengatakan, supaya perusakan oleh orang tak bertanggung jawab tersebut tidak terulang kembali, pada tahun anggaran (TA) ini disbudpar menganggarkan pengadaan closed circuit television (CCTV), sebesar Rp75 juta. Dana tersebut sudah termasuk biaya untuk petugas pengawas, yang rencananya akan diambil dari tenaga kontrak pada lingkungan disbudpar.
Kata Robby Siwi, pengawasan untuk sarana yang merupakan salah satu aset wisata ini, setidaknya membutuhkan dua orang pertugas. Namun untuk memantapkan sistem pengawasan, disbudpar akan mencari format yang lain.
"Jika terjadi pemadaman listrik, rencana disbudpar akan memasang solar cell (Tenaga surya), supaya, jika terjadi pemadaman listrik, lampu tetap menyala dengan energi dari tenaga surya itu," terangnya.
Robby Siwi mengaku masih akan mengkaji untuk melibatkan masyarakat setempat, sebagai tenaga pengawas lampu jembatan IV tersebut. Ia hanya berharap kepedulian masyarakat untuk menjaga aset pemkot ini.
"Biar bagaimanapun, kalau tidak ada kepedulian masyarakat untuk ikut serta menjaganya, ya susah.Makanya kesadaran dari masyarakat itu yang sangat dibutuhkan," harapnya.
Wakil Walikota Palu (Wawali), Andi Mulhanan Tombolotutu sendiri menyerahkan sepenuhnya sistem pengawasan yang akan diterapkan terhadap jembatan Palu IV itu. Ia juga berharap peran serta masyarakat, untuk ikut menjaga fasilitas umum yang merupakan aset Pemkot.
Salah seorang warga Kelurahan Lere, yang sehari-hari berprofesi sebagai penjual ikan, Fandy sangat menyangkan fasilitas yang seharusnya menjadi kebanggan daerah ini justru dirusak. Padahal, jika Kota Palu terlihat indah, yang berbangga adalah warga Kota Palu sendiri. (joko/mal)

Photo by: Abde Palu

Pasca Bentrok Donggala, Massa Ambarawa Sandera Mobil Dinas


DONGGALA - Unjuk rasa massa yang menamakan diri Aaliansi Masyarakat Banawa dan Pantai Barat, selasa (28/10) di kantor KPU Donggala, yang berakhir bentrok, akhirnya berbuntut panjang. Kelompok massa berupaya melumpuhkan aktivitas pemerintahan Kabupaten Donggala, dengan membarikade jalur barat jalan Trans Sulawesi dan menyandera seluruh mobil dinas. 
Namun, polisi tidak kalah sigap. Ratusan anggota Kepolisian Resort Donggala dari berbagai satuan, langsung melakukan pengawalan di sepanjang jalur tersebut. Upaya massa aliansi melumpuhkan kota Donggala, Rabu kemarin, berhasil digagalkan tidak kurang dari 12 peleton anggota polisi.
Mobil-mobil bus milik pemerintah kabupaten donggala yang mengangkut para pegawai negeri sipil, dikawal oleh aparat kepolisian. Di sepanjang jalan, aparat intelijen dan reserse juga disiagakan. Akhirnya, massa yang hendak membarikade jalur tersebut, tidak dapat melakukan apa-apa, namun mereka mengancam akan menahan dan menyita semua mobil dinas milik pemerintah setempat, sampai terpenuhinya tuntutan mereka agar KPUD membatalkan Pilkada 16 Oktober lalu.
Aksi ini dipicu bentrok pada Sselasa siang lalu di kantor KPUD setempat. Ratusan massa kocar-kacir setelah dipukuli oleh massa yang pro Keputusan KPUD menetapkan pasangan Habir Ponulele dan Aly Lasamaulu menjadi bupati dan wakil bupati Donggala periode 2009-2014.
Massa makin kocar-kacir setelah aparat kepolisian dari satuan Brigade Mobil Daerah Sulteng melepaskan gas air mata.

Sampai saat ini, aparat masih terus berjaga di kantor KPUD Donggala , dengan menyiapkan mobil meriam air dan barikade kawat berduri. (ahmad/mal)

Photo by: ahmad muhsin

Rabu, 29 Oktober 2008

Talise on The Night

































































ASIKNYA
menikmati pemandangan
Pantai Talise di malam hari. Cahaya lampu-lampu jalan yang memantul di air laut Pantai Talise menambah keindahan sepanjang pantai itu. Setiap malam, jalur ring road Kota Palu itu selalu dijubeli oleh kendaraan bermotor. Bahkan kemacetan sering tak dapat dihindari.
Photo by: Achun Palu