CPNS. Sejumlah tenaga honorer pada instansi pemerintahan Kota Palu yang tidak masuk dalam penetapan data base tahun ini, terancam diberhentikan.
Photo by: Achun Palu
DISITA. Sedikitnya 138 batang kayu illegal berhasil di tangkap jajaran aparat Polisi Sektor (Polsek) Biromaru, di Desa Paneki Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Donggala. Kayu jenis Matopaga itu rencanaya akan diselundupkan untuk dipasok di somel. Menurut keterangan aparat setempat, pelaku berdalih kayu tersebut digunakan untuk pembuatan gereja.
Photo by: Achun Palu
Sampai saat ini, aparat masih terus berjaga di kantor KPUD Donggala , dengan menyiapkan mobil meriam air dan barikade kawat berduri. (ahmad/mal)
Photo by: ahmad muhsin
DONGGALA- Dua perwakilan pengunjukrasa Aliansi Masyarakat Banawa dan Pantai Barat (AMBARA), Abdul Rasyid dan Helmy Sahibe dibonyok massa di ruang rapat pleno Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Donggala, Selasa sore kemarin, saat penetapan pasangan Habir Ponulele-Aly Lasamaulu (HALAL) sebagai pemenang calon bupati dan wakil bupati Donggala.
Pemukulan itu berawal saat Abdul Rasyid dan Helmy tampil di ruang rapat pleno KPUD membacakan aspirasi AMBARA. Dalam petisinya, Rasyid dan Helmy menyatakan pilkada Donggala cacat hukum karena keikutsertaan masyarakat Sigi. Di hadapan banyak orang di ruang rapat pleno KPU mereka minta penetapan Pilkada harus ditunda karena merupakan pembohongan publik. “Termasuk bapak-bapak yang hadir di dalam ruangan ini juga pembohong,”lantang Rasyid.
Mendengar ucapan tersebut, spontan saja sejumlah hadirin berteriak “kurang ajar kamu,”. Mereka tidak menerima disebut sebagai pembohong. Beberapa orang dalam ruang rapat tersebut langsung beraksi. Seorang anggota PPK yang hadir berinisial KONE langsung berdiri melangkah ke depan, tanpa aba-aba melayangkan tinjunya ke wajah Abdul Rasyid. Sejumput kemudian, anggota PPK lain juga mengejar dan memukul Rasyid. Melihat itu sejumlah undangan juga ikut-ikutan mengeroyok kedua pengunjuk rasa tersebut.
Ironisnya sebelum insiden terjadi tak ada aparat kepolisian berjaga. Aparat keamanan, yang jumlahnya ratusan hanya berjaga-jaga di pintu gerbang dan di halaman kantor KPU. Aparat baru beramai-ramai masuk melerai setelah kedua korban pengeroyokan itu wajahnya babak belur. Itu pun aparat sempat kewalahan menyelamatkan kedua korban karena situasi dalam rapat pleno mulai kacau, sejumlah kursi berhamburan dan beberapa gelas di atas meja pecah berhamburan jatuh dilantai.
Suasana rapat sempat tegang dan nyaris bubar, akibat banyaknya
Ketua KPUD Donggala Rifai Amrullah menyatakan kalau ada pihak yang tidak puas atau merasa dirugikan dengan hasil pilkada ini dapat menempuh melalui jalur hukum. “Kami sudah tetapkan pasangan Halal sebagai pemenang Pilkada Donggala. Yang jelas kami telah menjalankan tugas dengan baik sesuai dengan prosedur perundang-undangan yang berlaku,” ucap Rifai.
Photo by: Jamrin
Demo yang diikuti ratusan orang pemuda ini, diwarnai dengan aksi merebahkan diri di depan kantor gubernur Sulawesi Tengah. Aksi itu sebagai lambang keterpurukan masyarakat kecil dan pemuda saat ini.
Dalam orasinya,
Selain menuntut penyediaan lapangan pekerjaan bagi pemuda, FPR juga menuntut realisasi dana pendidikan sebesar 20 persen dan pemberhentian pemotongan subsidi pendidikan serta pemberian sekolah gratis dan kuliah murah bagi anak buruh tani dan tani miskin.
“Diharapkan dengan momen sumpah pemuda ini pemerintah akan lebih memberi ruang bagi para pemuda dan masyarakat kecil dalam meraih kehidupan yang lebih baik,’’tandas